PENGAKUAN....

Sebelumnya aku minta maaf padamu, karena aku tidak meminta izin padamu terlebih dahulu untuk menuliskan pengakuan ini. Harus kau tahu, sebenarnya aku juga benci harus menulis pengakuan ini, untuk aku yang lebih senang memendam perasaan sendiri. Tapi masalah "izin" bagimu mungkin bukan perkara penting, bukan? Buktinya, tanpa izin kau sudah tumbuhkan perasaan-perasaan ini di dalam hatiku. Apa kita menyebutnya? Kagum? Suka? Cinta? Sayang? Peduli? Rindu? Cemburu? Entahlah, berbagai perasaan itu berputar-putar terus di dalam hatiku, dan terus begitu.

Mungkin kamu masih sedikit mengingat bagaimana kita bertemu? Aku, tentu saja masih ingat. Awalnya tak pernah kupikirkan saat itu bahwa setiap detak detik bisa membuatku seperti ini, menjadi begitu menyayangi dan terkadang ingin memiliki lelaki sepertimu. Biar angin membawa pesan pada awan hujan, bahwa kini rintik hujan telah menemukan kemana ia akan jatuh dan bermuara. Biar angin juga membisikan setiap rindu yang kurasakan kini, kepadamu.


Benci aku mengakuinya, tapi kurasa cepat atau lambat kau akan tahu, harus tahu. Kini dan mungkin sampai nanti, aku selalu menyayangimu. Aku, memerdulikanmu meski dari jauh. Aku, merindukanmu meski belum berani kukatakan. Aku, menyayangimu meski belum pernah kuungkapkan

"Karena kuharap kamu adalah jawaban yang dituliskan untuk menjadi masa depanku kelak."





see you !

ima <3

Desember, 2014 

(p) (p) (l)

Udah lama banget kayaknya ga cerita cerita di blog ini, banyak puisi sih. maklum kemaren-kemaren lagi kena virus galau akut. Sekarang mah udah engga lagi, ngapain galau kalau ada orang-orang disekeling yang bisa buat bahagia. halah.....




Mau cerita tentang pengalaman pertama ppl. ppl-nya sih udah berjalan 5 bulan ini, tapi baru sempat cerita sekarang, ibu calon (guru)-nya sibuk banget. maklumin lah.

PPL, Praktek Pengalaman Lapangan. Dari awal aku bukan tipikal orang yang se-excited itu sama yang namanya ppl. Jauh-jauh hari orang lain kayaknya sibuk bener nanya-nanya ke senior dan juga fact finding tentang tempat ppl yang bakalan mereka bidik nanti, tapi aku engga. Dipikiran aku tuh ya ppl bakal ga enak. Takut, iya juga sih. Takut orang-orang yang ada di tempat ppl ga respect sama aku.

Awalnya sih udah punya sekolah incaran tempat buat ppl.  Tapi apalah daya, manusia hanya bisa berencana dan Allah SWT yang berkehendak. *uhuk*  Ujung-ujungnya mah, tempat ppl ditentuin dari kampus, huft banget.

And you know what? yang menjadi teman sekelompok ppl aku itu orang yang selama ini belum pernah aku kenal, belum pernah sama sekali liat mukanya. Dan ternyata juga di tempat ppl aku ada beberapa mahasiswa dari universitas lain yang ppl di situ juga. Waduh pr banget-kan harus kenalan lagi dan mencoba untuk ramah dan sok asik dengan orang baru, huft lagi..

Tempat ppl aku di SMKN 5 Pontianak, bangga juga bisa ppl di sini. Salah satu SMK terfavorit di Pontianak dan satu-satunya SMK pariwisata di Kal-bar. Bangga banget gaes!!!

Singkat cerita, setelah berbagai bla bla bla dan ndblo blo blo syalalala ketemulah sama orang-orang yang bakal jadi partner kerja selama 5 bulan ini, untuk pertama kalinya. Mulai lah berbagai persepsi, penilian pertama berdatangan secara random. "Wah, cewek ini kayanya rese nih." "Wah cewe ini kayanya ngeselin deh." Iya, sadar-gak-sadar, urusan negative thinking mah kita paling cepet. Kurang-kurangin gaes, karena apa? Ada saatnya nanti kita menyesal sudah tidak hati-hati menilai orang sesuka hati.

Akhirnya, mulai juga nih, ppl di sekolah ini, dengan teman-teman yang hampir semua stranger dan juga gak tau orangnya kayak gimana. Aku cuma berdoa kalau teman-teman aku gak nyebelin, cuma itu doang. Gak ngarep lebih.

"Life is like a box chocolate, you never know what you're going to get."

Ternyata... Aku salah, salah banget. Tempat ppl yang suck temen-temen yang rese, bakalan ga betah lama-lama ppl, sama sekali gak aku alamin selama di sekolah ini, malah kebalikannya. Ppl itu ternyata bener-bener seru, rame, dari guru-guru yang ada di sini, murid-muridnya, pokoknya betah banget deh di sekolah ini, memorable dan...dan...   no word, ppl adalah moment terbaik dan paling priceless aku tahun ini, dan mungkin sampai nanti.

Di ppl ini, aku nemu banyak banget pengalaman baru dari pengalaman ngajar anak-anak SMA, menjadi guru yang baik. yah untung aja sih pamong aku di sekolah ini baik banget ngajarin banyak hal ke aku. Dan yang lebih serunya lagi ngelakuin hal gila bareng temen-temen ppl, lunch bareng, karokean sampe suara serek, foto selfie sampe penuh memorycard, bikin video-video ga jelas, dll.... sebenernya banyak moment yang missed juga nih, soalnya hehehe hehehe.....

Terus, yang pasti, yang paling aku syukuri adanya ppl ini adalah dipertemukannya aku sama orang-orang yang super baik, yang super caring, yang super lawak. Orang-orang di sekolah ini punya karakter masing-masing yang pastinya bakalan susah banget dilupain, ada yang jago ngomong, ada yang lebay tapi asik, ada yang doyan ngambek-ngambek tapi baik, ada yang rajin, ada yang garing tapi lucu (???), ada yang doyan ngerasa terbuang (huft), ada yang ketawanya lawak, ada yang idealis banget tapi okelah, ada yang doyan mumbling, ada yang so-so-nyebelin-ngangenin-gitu, ada yang bawel tapi perhatian, ada yang kaku tapi murah senyum, ada. Semuanya ada di SMKN 5 ini,

Tapi sayang masa-masa ppl akan berakhir sebentar lagi. Bakalan pisah sama guru-guru yang baik banget. Bakalan pisah sama murid-murid yang asik. Bakalan pisah sama temen-temen ppl yang seru.

i'll miss every moments in this school :")



see you !

ima <3

Desember, 2014

Dia

Dia terlalu kaku untuk suasana seasik ini
Dia terlalu menyedihkan untuk hal semenyenangkan ini
Dia sebenarnya mau, tapi dia tak berani
Dia sebenarnya bisa, tetapi sekitarnya memaksanya untuk tidak melalukannya
Suruh saja dia pergi, pulang! kembalikan dia ke tempat tidurnya

Walaupun banyak permen karet yang dikunyahnya
Tak mampu menempelkan terangnya di suatu gelap
Dia kalah, dia merasa sendirian
Apapun yang terjadi setelah ini
Mungkin dia bisa mati

Dia berteriak
Tetapi keraguannya membuat teriakannya tak terdengar
Dia berkata, tapi seolah berbisik
Ingin menyampaikan sesuatu tapi tak terrsampaikan karena keraguannya
Dia terlalu banyak berpikir

Siapa yang sudi membuka telinga untuknya?
Jika dia masih dalam keraguan seperti itu
Walalupun berteriak sampai serak, sampai tenggorokannya terluka
Dia tetap pada keraguannya

Kasihan.
Anak mama.


see you !

ima <3

Desember, 2014