My first short story

TERIMAKSIH ATAS RASA INI
Sial kenapa aku harus merasakan rasa ini lagi. Rasa yang aku yakin pada akhirnya akan membuatku sakit. Sebenarnya aku benci merasakan rasa ini. Aku takut terluka lagi karena merasakan rasa ini. Yah rasa ini yang di sebut CINTA. Aku jatuh cinta lagi dan lagi tanpa bisa aku merasakan indahnya memiliki orang yang aku cintai. Apakah cerita cinta yang berujung manis itu hanya ada di dongeng saja? Tidak bisakah Tuhan membuatkan dongeng dan aku adalah pemeran utama di dongeng itu. Aku ingin seperti putri-putri yang ada di dongeng, yang bisa bersama pangeran impiannya.
***
Dia lelaki yang aku cintai adalah seorang lelaki yang sangat tampan bagiku, dia teman sekelasku. Ketika pertaman kali masuk di kampus orang yang pertama kali aku lihat adalah lelaki itu. Ahh dia begitu mempesona, dia bisa membuat tes wawancaraku berantakan. Tapi syukurnya aku bisa lulus masuk di kampus  ini. Dan betapa kagetnya aku ketika aku tahu aku sekelas dengan lelaki itu
Hari pertama masuk kampus aku sangat bersemangat, aku  bangun sangat pagi mempersiapkan diri untuk ke kampus, ku berdiri di depan cermin berdandan secantik mungkin dengan harapan ketika lelaki itu melihatku dia terpesona. Ah inilah kebiasaanku, aku suka menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Setelah sekitar satu setengah jam aku mempersiapkan diri di kamar, dan aku sudah merasa yakin penampilanku hari ini cukup cantik.
Ku nyalakan motor metikku yang ku sebut “matica” .  maticalah yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi, terkadang matica juga menjadi teman curhatku, aneh sih tapi menurutku lebih baik aku curhat dengan matica karena dia tidak akan meceritakan kembali kepada orang lain tentang apa yang aku ceritakan, benarkan.
Tak terasa aku sudah sampai di kampus ini. Ku parkirkan matica di bawah pohon agar dia tak kepanasan. Setelah aku parkirkan matica aku langsung ke kelasku. ah rupanya kelasnya ada di lantai dua. Tapi itu tak mengurangi semangatku untuk pergi ke kelas. Ketika sampai di depan pintu aku ragu untuk masuk, di dalam sana ada sekitat 20 anak yang tak pernah ku kenali sebelumnya, dalam hatiku berpikir apa bisa aku menjadi teman buat mereka? Apa bisa aku menjadi teman yang baik buat mereka? Apa bisa aku menjadi orang yang bermanfaat buat mereka? Merekalah yang 4 tahun ke depan yang akan menemaniku. Lamunanku terhenti ketika ada seorang yang menegurku dari belakang.
“jangan hanya di lamunin, masuk dan cobalah untuk berbaur” katanya yang entah aku tak mengerti maksud dari perkataan itu.
ketika aku menoleh, ternyata dia adalah seorang yang cukup tua, dengan kacamata tebalnya dan membawa tas yang menurutku cukup berat. Dosen  yah dia seorang dosen . Aku tersenyum padanya dan menawarkan diri untuk membawakan tasnya, lumayan cari perhatian pada dosen ketika pertama kali masuk siapa tahu nilaiku bisa bagus. Dosen  itu pun masuk ke kelas diikuti dengan aku di belakangnya. Aku taruh tasnya di atas meja dosen dan aku langsung duduk di bangku mahasiswa. Sebenarnya di bangku mahasiswa ada dua bangku yang masih kosong, satu bangku itu di samping cowok yang membuatku berdandan habis-habisan hari ini, dan satunya lagi di samping seorang cewek yang cukup cantik. Tapi aku memilih untuk duduk di bangku  samping cewek cantik itu. Cewek cantik itu tersenyum padaku, seraya mengenalkan diri padaku.
“hai, aku citra” dengan senyumnya yang begitu manis.
Ah cantiknya si citra ini, alisnya tebal bibirnya yang tipis berwarna merah matanya yang belo’ kulitnya yang putih. Pasti banyak lelaki yang mengidamkannya pikirku.
“oh iya, aku sheina” kataku dengan senyumanku yang selalu aku andalkan.
Karena kata teman-temanku ketika aku tersenyum aku terlihat seperti wanita polos yang manis.
Kuliah pun di mulai dengan memperkenalkan setiap mahasiswa yang ada di kelas ini. Hal yang terpenting bagiku pada sesi perkenalan ini adalah saat lelaki itu memperkenalkan dirinya. Ketika dia memperkenalkan dirinya ku tatap dia, cara bicaranya sungguh sopan. Oh nama lelaki itu adalah aldy anugrah, pantas dia mendapatkan nama seperti itu dia adalah anugrah terindah yang di ciptakan Tuhan.
Tanpa terasa mata kuliah pertama pun telah usai, dan waktunya istirahat.
“shei  ke kantin yuk”  ajak citra sambil menarik tanganku.
aku pun mengikutinya sampai di kantin, dan ternyata bangku di kantin sudah di penuhi oleh para mahasiswa.
“yah penuh shei, jadi kita makan di mana dong? Aku laper banget nih shei”
aku pun melihat sekeliling kantin dan mataku tertuju pada meja yang ada di bawah pohon di ujung kantin, ada seorang pria di sana sendiri.
“cit, itu di ujung ada meja tapi ada satu cowok sih di……” belum sempat aku melanjutkan bicaraku citra langsung menarik tanganku, sambil berjalan menuju meja itu.
“hai kamu teman sekelas kita yah” sapa citra dengan ramah kepada pria itu.
“iya” jawab pria itu singkat sambil melanjutkan minumnya . sepertinya pria ini cuek sekali pikirku.
“kita boleh duduk di sini ga? Soalnya meja lain pada penuh” ucap citra
“ silahkan duduk nona nona manis” jawab pria itu. Kali ini dia terlihat lebih ramah.
aku dan citra pun duduk.
“oh ya kenalin gue ilham, salam kenal sheina,  citra”  pria itu tersenyum manis kepada kami.
ternyata pria yang bernama ilham ini sungguh ramah, pikiranku salah tentang dia, soalnya dari wajah dan tingkah lakunya seperti pria yang sok cool. Nah ini nih kesalahanku aku menilai seseorang hanya dari luarnya saja.
“ilham, salam kenal juga. Kamu asalnya darimana ham?” Tanya citra
“aku pindahan di kota ini, aku dari  tanggerang” jawabnya.
ketika ilham dan citra asyik mengobrol, aku hanya terdiam. Aku adalah orang yang susah untuk menjadi cewek yang supel. Entah mengapa aku terlalu sulit untuk beradaptasi di suasana baru.
ketika sedang menikmati makanan, mataku tertuju pada meja yang ada di depanku, di sana ada aldy.
tapi aku tak bisa melihatnya lama. Aku takut ketahuan sama citra dan ilham.
“shei, bengong aja nih dari tadi? Ga enak makanannya? Kalo ga enak sini biar gue aja yang makan” tegur si ilham yang membuyarkan lamunanku.
“ga, enak kok makanannya ham” jawabku dengan senyum.
selama di kantin aku rasa ilham bisa jadi teman baik, dia lelaki yang supel, ramah, lucu lagi. Citra juga, dia wanita yang baik, ramah, cantik. Mungkin Tuhan mengirim mereka memang buat jadi teman aku, mungkin sih!
Dan itu benar terjadi, akhirnya setelah beberapa bulan menjadi mahasiswa,  aku, citra dan ilham menjadi sahabat, kemanapun kami selalu bertiga. Gak selalu bertiga sih, terkadang ilham juga ngumpul bareng teman-teman cowok yang lain. Dan pada akhirnya juga ilham dan citra juga tahu kalau aku menyukai aldy.
***
“Grrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr” getaran hape ku bergetar. Dan kulihat ada pesan masuk, dan ternyata dari ilham.
shei gue lagi main futsal nih bareng pangeran lo, ke sini yuk.
citra juga ada nih bareng pacar barunya. Kalo orang jomblo
jangan suka berdiam diri di rumah. Ke sini dong….”
sebenarnya sih males banget mau keluar rumah, tapi karena di sana ada aldy jadi aku putuskan untuk ke sana. Sekalian juga mau lihat pacar barunya citra, semenjak masuk kampus entah udah berapa kali si citra gonta ganti cowok. Ya wajar sih citra wanita yang cantik, bisa di bilang sempurna. Siapapun cowok yang dia suka, dia pasti bisa didapetinnya. Ga seperti aku, aku Cuma cewek yang biasa, biasa banget malah. Tapi kali ini aku pengen banget ngedapetin aldy, cowok impianku.
Karena si matica lagi di obtain di bengkel jadi kepaksa banget naik taksi. Males banget naik taksi, aku takut karena akhir-akhir ini sedang hangatnya berita tentang pembunuhan di angkotlah, di taksilah. Tapi karena ga ada lagi yang bisa di maintain tolong buat nganter jadi kepaksa naik taksi. Mudah-mudahan aja deh supirnya orang beriman, kalau perlu pak ustad deh.

Ketika sampai di lapangan futsal kulihat citra melambai kepadaku. Dan aku pun menghampirinya.
“hei shei tumben ga pake matica?” Tanya citra
“lagi di bengkel cit, ga tau deh dia lagi ngambek” jawabku
“ ya elah motor pandai juga ngambek shei, oh ya kenalin ini pacar gue” kata citra
akupun tersenyum kepada pacar citra, ganteng banget pikirku.
“ ya elah shei, tau deh yang lagi nyari pangerannya, itu tuh dia pake baju no 12” rupanya citra tau apa yang ada di pikiranku.
mataku pun langsung memandang orang-orang yang sedang bermain futsal. Ah itu dia dia yang memakai baju warna merah no 12. Cakep banget sih manusia satu itu.
Permainan futsalpun selesai. Kulihat ilham dan aldy berjalan menghampiriku ,citra dan juga pacar citra yang entahlah siapa namanya.
“woy, cari makan yuk ! jangan melamun aja atuh nona shei” sambil si ilham melemparkan baju bolanya yang udah basah banget. Aku kaget, dan seketika itu aldy, ilham, citra dan pacarnya menertawaiku. Aku hanya bisa tersenyum malas.
“yuk, kita makan di café Montana aja ham” kata citra
“boleh tuh” jawab ilham semangat
“gimana lo ikut mobil gue sama pacar gue aja ham, biar aldy sm shei aja” kata citra sambil melirikku.
“loh, emang shei ga bawa matica?” Tanya ilham sambil melirikku
aku hanya menggeleng untuk mnjawab pertanyaan ilham.
“oh ya udah ga apa-apa sheina bareng gue aja” aldy berkata seperti itu rasanya aku pengen melayang. Aku bakal di goceng seorang aldy, cowok yang selama ini aku taksir. Oh Tuhan jika ini mimpi jangan bangunkankan aku dari mimpi indah ini Tuhan.
Ilham, citra dan pacarnya pun masuk ke dalam mobil, sedangkan aku menaiki motornya aldy. Sumpah ini deg-degannya parah, lebih parah dari pada aku harus naik di atas panggung dan di tonton oleh jutaan pasang mata.
“shei kamu orangnya pendiam banget ya shei” Tanya aldi.
oh my god dia memanggilku “kamu” yang aku tau aldy memanggil teman-temannya baik itu cowok atau cewek selalu dengan sebutan “lo”. Lumayan sedikit GR sih aku.
“ah masa’ sih dy?” jawabku pelan
“yah yang aku perhatiin sih gitu, oh mungkin karena aku ga terlalu akrab sama kamu kali ya shei”
“ya mungkin seperti itu dy” jawabku singkat.
aku ga tau lagi harus berkata apa, aku terlalu senang di boncengi aldy.
Dan kami pun sampai di café, di sana sudah ada ilham, citra dan pacarnya sudah duduk manis di depan meja. Kami pun menyantap makanan yang sudah datang.
Selesai makan tiba-tiba citra di telfon oleh orang rumahnya, mengabarikannya citra bahwa nenek citra yang ada di malang sakit. Citra pun mengajak ilham dan pacarnya langsung pulang. Dan inilah saat-saat yang paling menebarkan, di meja ini tinggal aku dan aldy. Diikuti gerimisnya hujan, dan lagu yang di nyanyikan oleh penyanyi café ini sungguh romantis. Terima kasih Tuhan telah menjadikan suasana seperti ini, aku senang. Aku dan aldy layaknya seorang kekasih yang sedang menikmati kencan romantis ini. Ketika aku melihat jam tanganku, lamunanku buyar. Ternyata sudah larut malam. Aku pun mengajak aldy pulang.
“nih kamu pakai, ini masih gerimis loh” ucap aldy sambil mnyerahkan jaket warna abu-abunya kepadaku.
“loh emang kamu ga makai jaket ini dy?” tanyaku
“enggak, kamu aja yang makai, aku kan cowok. Jagoan” ucapnya.
aku pun mengambil jaketnya dan menaiki motornya.
“hujan gerimis seperti ini, biasanya kota bogor pemandangannya indah loh shei” ucapnya sambil menoleh ke padaku.
ku pandangi pemandangan sekeliling ketika motor sudah mulai berjalan, dan benar saja apa yang dikatakan aldy. Pemandangan kota bogor ini sungguh indah. Karena terlalu menikmati keindahan ini tanpa terasa  tanganku sudah melingkar di pinggang aldy, kepalaku sudah bersandar di punggungnya.  Dan sialnya sudah sampai aja di rumahku. Perasaan dari café ke rumahku cukup jauh, tapi kenapa waktunya terasa cepat, mungkin karena aku terlalu menikmati malam ini. Malam ini menjadi malam yang paling indah.
“thanks ya dy, udah ngenterin” kataku pada aldy yang masih di atas motor.
“sama-sama shei. Ya udah aku balik dulu ya shei, semoga mimpi indah” aldy pun pergi dan aku masih berdiri di depan pagar melihatnya sampai ujung jalan.

aku pun masuk rumah, ku lihat rumah masih sepi. Di dalam kamar ku langsung rebahkan tubuh ku di tempat tidur, ku pejamkan mata.
terimakasih Tuhan untuk malma ini. Engkau sudah membuat ku senang” ucap ku dalam hati, apa aku berlebihan? Tidak !! setiap kejadian akan selalu ku syukuri.
tiba-tiba ponselku berdering, ku lihat aldy yang memanggil. Oh Tuhan keindahan lagi yang kau berikan pada ku. Ku angkat telfon dari aldy. Ini adalah telfon pertama dari aldy.
aku dan aldy pun mengobrol lewat telfon, dia begitu hangat pada ku malam ini. Semoga malam ini berlanjut pada malam-malam berikutnya.
Dan memang benar beberapa hari ini aku dan aldy begitu dekat, dia selalu menjemput dan mengantar ku ke kampus, dia selalu menelfon ku, dia memperhatikan ku. Tapi sayangnya aku dan aldy belum ada kepastian dalam hubungan ini. Entah dinamakan apa hubunganku dengan aldy ini. 
***
“gimana nih hubungan lo sama aldy, shei?” Tanya citra pada jam istirahat di kampus.
“ga tau cit, kita dekat tapi dia ga pernah nyatain perasaan dia ke aku” jawab ku.
ku lihat dari kejauhan ilham berlari menghampiri ku dengan menarik kasar tangan aldy.
“shei, lo harus tau aldy udah punya pacar, dia ga pernah suka sama lo, dia hanya manfaatin lo” ucap ilham dengan penuh amarah.
ketika mendengar hal itu, betapa hancurnya hati ku. Aldy hanya manfaatin aku? Tapi emang benar, selama ini tugas-tugas kuliah aldy aku yang mengerjakannya. Mungkinkah apa yang dikatakan ilham itu benar? Aku hanya bisa terdiam, tanpa terasa air mata ku jatuh.
Melihat aku menangis ilham langsung memukul aldy dengan penuh amarah, aku pun berlari ke kelas ku tanpa berkata sedikit pun diikuti dengan citra yang mengejar ku. Di kelas aku menangis, entah ini tangisan yang sudah berapa kalinya untuk masalah cinta ini. Aku bosan, aku bosan dengan rasa sakit ini. Aku lelah meraskan luka ini. Tuhan apakah aku tidak boleh jatuh cinta? Apa aku tak pantas untuk di cintai? Segitu buruknyakah aku?
Tuhan jika memang jatuh cinta membuat ku selalu terluka, jangan biarkan aku jatuh cinta. Entah sudah berapa luka yang ada di dalam hati ini. Aku sudah lelah Tuhan.
“shei, lo ga apa-apa?” Tanya citra smabil mengusap pundak ku
aku hanya bisa melihat citra, lalu ku peluk citra.Tiba-tiba ilham datang dan membuat aku dan citra kaget.
ilham langsung duduk di sampingku menatapku. Aneh, tatapan ilham kali ini aneh. Entah kenapa dia begitu dalam menatap ku. Ilham menghapus air mata ku dengan lembut.
“shei lo ga pantas nangisin cowok  brengsek itu” ilham pun memeluk ku, ku balas pelukan hangat ilham. Di sertai dengan pelukan citra. Aku beruntung punya teman seperti mereka, mereka adalah teman terbaik yang pernah ku miliki.
Setelah kejadian itu citra dan ilham selalu datang menhiburku. Tapi hari ini citra tak datang yang datang hanya ilham. Ilham masuk ke kamarku dan mengagetkanku.
“shei jalan keluar yuk” ajak ilham seraya berjalan menuju meja belajarku
“kemana ham?” tanyaku
ilham terdiam melihat foto aldy yang masih ku simpan di laci. Langsung ku rebut foto itu dari tangan ilham. Ilham menatapku seakan dia marah kepadaku.
“lo masih mengharapkan dia shei? Bego’ banget sih lo. Lo tau kan sekarang di udah pamer-pamer pacar barunya di kampus, sekarang lo masih aja simpen-simpen foto aldy, aldy yang ga pernah suka sama lo, aldy yang hanya ngedeketin lo buat dia manfaatin?”
aku tak pernah melihat ilham semarah itu, aku memang masih menyimpan rasa ke aldy. air mataku terjatuh. Melihatku nangis ilham langsung memelukku.
“shei maafin gue, gue ga bermaksud buat lo sedih, lo lupain aja aldy. lo buka hati lo buat orang lain, orang lain yang mungkin saat ini sayang banget sama lo” ucap ilham langsung ku lepas pelukan ilham.
“maksud kamu ham? Siapa orang lain itu yang menyayangiku?” tanyaku pada ilham.
“ah udah, kita langsung cabut yuk shei. lo siap-siap sana, gue tunggu di depan” ilham keluar dari kamarku.
aku masih bingung dengan ucapan ilham tadi. Tapi ya sudahlah, aku pun siap-siap untuk pergi sama ilham.
kulihat ilham sudah berdiri di depan mobil kesayangannya itu.
“silahkan masuk nona cantik” goda ilham kepadaku seakan aku ini adalah seorang princess yang akan menaiki kereta kencana.
Selama perjalanan ilham selalu menghiburku, aku selalu tertawa oleh ilham. Ilham mampu membuatku melupakan sejenak luka yang ku alami. Karena lamanya perjalanan kami aku pun tertidur di dalam mobil, ketika aku terbangun ku lihat ilham sudah tidak ada lagi di sampingku.
Ku lihat keluar mobil dan ku perhatikan sekelilingku. Tempat ini indah sekali, tempat yang di lihat sampai ujung berwarna hijau, membuatku merasakan kedamaian. Ku hirup udara segarnya.
tapi kenapa ilham tidak ada di sini? Kemanakah perginya ilham? Ku berlari mencari ilham, ku berteriak memanggilnya. Tapi tetap saja di sini sunyi sekali, yang terdengar hanyalah suara angin yang berhembus, dan kicauan burung. Aku bingung, kenapa ilham meninggalkanku sendiri di sini?
setelah letih berlari mencari ilham, aku pun duduk di bawah pohon dan bersandar.
terdengar ada yang memanggilku, ku lihat di belakang ada seorang pria di kejauhan sana. Mungkinkah itu ilham? Ku berlari menghampiri pria itu semakin ku dekati pria itu semakin aku yakin itu ilham. iya memang benar itu ilham.
Ilham menatapku, menatapku dalam. Dia memegang tanganku, dia membelai rambutku. Entah kenapa ilham seperti ini. Dalam kebingungan ku, ilham mengajakku ke pohon besar yang ada di ujung sana.
ilham menyuruhku untuk melihat pohon itu, ku lihat di pohon itu ada tulisan.
“shei, aku cinta kamu”  tulisan itu membuatku bingung, ku balik menatap ilham.                              
 ilham hanya tersenyum kepada ku. Lama kami saling bertatapan.
“shei mungkin aku salah, aku mencintai kamu. Aku udah suka sama kamu ketika kamu pertama kali berdiri di depan pintu kelas, melihat isi kelas. Aku udah coba buat ngilangin perasaan ini. aku udah coba untuk mengikhlaskan kamu untuk dekat sama aldy. tapi aku ga bisa shei, aku ga bisa ngilangin perasaan ini. aku sakit shei waktu kamu di sakitin sama aldy, aku ga rela siapapun buat kamu nangis shei. Karena aku cinta kamu shei” kata-kata ilham membuat hatiku terteguh.
“tapi  ham……”
“aku tau shei kamu masih suka sama aldy, tapi aku bisa kok shei buat kamu jatu cinta sama aku, aku akan terus menunggu kamu sampai kamu datang kepadaku dan bilang aku juga cinta sama kamu ham” ucap ilham dengan menggenggam tanganku erat.
Tuhan seperti inikah rasanya di cintai? Di cintai sama orang yang yang benar-benar tulus kepadaku. Langsung ku peluk ilham.
“ham bantuin aku untuk melupakan dia, dan aku janji aku akan mencoba untuk mencintai kamu. Karena aku yakin cinta bisa datang karena terbiasa” ilham melepaskan pelukanku dan menatapku sejenak lalu dia mencium mesra keningku.
Tiba-tiba citra dan pacarnya dating menghampiri kami, mereka tersenyum bahagia melihat kami
“shei lo pantas kok buat di cintai, lo sangat pantas di cintai oleh pria sebaik ilham” ucap citra.
Terimakasih Tuhan sudah membuat cerita dongeng seperti ini, terimakasih Engkau sudah membuatku merasakan di cintai.Terimakasih Ilham yang udah buat aku merasakan indahnya cinta tanpa harus aku merasakan luka lagi. Terimakasih udah membuatku merasakan menjadi seorang yang teristimewa. Terimakasih atas rasa ini.